Sabtu, 11 Februari 2012

sahabatku

sahabatku curhatmu dan masa2 besama
Entah apa yang harus aku lakukan hari hari terasa membosankan. Ingin ada kegiatan yang menyibukan tapi aku tak tau itu apa. Tadinya mau mau nyoba fitnes di sekitar kossan tapi takut mahal karena aku tau ini lingkungan mahasiswa yang notabene dari orang mampu di bidang ekonomi, sedangkan aku hanya mahasiswa miskin yang beruntung kuliah di ptn dan terblang favorit. Aku juga coba tuk pergi ke toko buku dan membaca buku apapun disana tapi aku merasa aneh aja, masa pergi kesono Cuma numpang baca doang tanpa membeli satu barangpun. Terkadang malu juga kalo gitu teh. Bete biasa orang rasain hari hari ini aku juga ngerasain itu juga. Emtah apa yang membuat aku ngerasa  perasaan si bete itu.
Mungkin karena tak ada sosok yang menemani hari hariku, hingga aku ngerasa kesepian dan membuat aku jd mudah bete. Pelampiasannya pasti ku beli makanan manis yang pasti itu coklat, dan aku gak mikirin dampaknya kalo aku beli coklat dan  bagai mana keungannku. Yah aku juga sering mikirin kenapa  aku bisa kayak gini. Sulit untuk di ungkapin, semua begitu aja terjadi, dan anehnya itu hampir setiapa hari.
Kini aku juga di pusingkan dengan sistem perkuliahan yang aku gak mengerti. Semakin membuat tak karuan perasaan hati ini menjadi ketakutan.
Aku ingin semasa sekolah di smk terulang lg, apa lagi masa masa sat aku dan sahabatku. Aku kangen mereka. Curhatan mereka,pecandaan mereka,guraawan nya, ketawanya, ledekannya, semuanya, traktirannya jg boleh.
Kini aku terpisah jauh dari mereka dan gak bisa kontkkan seperti dulu. Kini hanya sesekali aja itupun jk mereka gak sibuk dan hanya malem dan kadang dalam seminggu sama sekali tak ada kabar bahkan sampai sebulan.
Sering aku membayangkan saat saat bersama dg mereka, tp apakah mereka mengenang jg sama seperti aku mengenang mereka,,????
Biasanya mereka meminta aku mendengarkan dan memberi solusi masalah mereka. Tangis tawa mereka sudah tak terdengar lagi. Apakah mereka masih ingat aku,,,???
Entahlah ,,,,,,,,,,,,,,,
Kini aku mencoba mencari sosok sosok mereka, tp belom aku temui. Padahal aku disini sudah cukup lama tapi belom terasa keberadaan sosoknya,.
Bayangan mereka selalu ada setiapa kau merasa kesepian, mengingat ketika aku dan dia berdua, ketika berraami satu kelompok, dan ketika mereka mentertawi ku.
Haahhahahahhahahahahhhhh,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tawa yang tak  bersuara yg pernah kurasa bersama mereka kini tak pernah terulang dan blom ada yang bisa menggantikan mereka.
Masih ku ingat ketika salah satu dari mereka mencurahkan hatinya hingga meneteskan airmata dan ketika saat dia memintaku menemaninya saat dia bersedih di suatu malam. Aku tau apa yg mereka rasakan tapi apakah mereka merasakan apa yg aku rasakan,,,????
Sahabat kecil kini telah beranjak dewasa, aku masih ingat ketika bermain bersama, tp apakah dia masih ingat,,? Tapi kayaknya dia lupa, kini dia tumbuh dewasa dan ketika bertemu dia tak menyapa ku, aku pun merasa sungkan untuk menyapa dia,,
Satu sahabat yg masih tak bosan denganku meski dia jauh dan kerja di rantau, tpi dia sempatkan diluang waktunya untuk menyapa, sms dan telpon pengobat rindu..
Klo musim mudik datang dia pasti selalu menanyakan apakah aku akan pulag atou tdak?/ dan jawaban ku aku nggak tau gimana entar kalo da uang aku pulang itu jg kalo da yg jemput,, tapi aku selalu sempat kan bergurau dgn nya meski hanya handphone butut yg menyampaikannya...

Selasa, 07 Februari 2012

BIDIK MISI, PANTANG MENYERAH, DAN DOA SEORANG IBU



BIDIK MISI, PANTANG MENYERAH, DAN DOA SEORANG IBU


Saya mendapat informasi Bidik Misi dari guru BK saya Bu Ira dan Bu Nenda. Jumlah siswa yang direkomendasikan dari sekolah saya ini sekitar 70 orang. Di sini saya dan temen-temen saya harus menutupi kelelahan karena sepulang dari lahan praktikum kami di sibukan dengan persyaratan Bidik Misi ini. Menunggu kelulusan dan pengumuman keterima tidaknya saya jalani dengan membantu kakak berkebun. Alhamdulillah selembar kertas menyatakan saya lulus. Tidak lama saya mendapat pesan pendek dari sahabat saya Emma, kalo gak salah isi pesannya begini” ehh ternyata bener gus, kuliah teh kamu sendiri”, saya bales”maksudna naon,?”  “eta bidik misi tea gening, bener nu kita omongin teh gimana kalo yg  katerima teh sendirian, gak ada temennya dr sini” balesannya dari dia. “masa sih, beneran gituh”, balas saya dengan hati yang senang dan tak percaya. “beneran ihhh, besok geura yuk k sekolah” balas dia.Keesokan harinya saya pergi ke sekolah masih dengan seragam putih abu. Sesampainya di sekolah saya di salamin sama temen temen “selamat yaaa”. Saya masih belom percaya, tapi setelah saya lihat lewat hp temen, karna rumah kakak jauh dari warnet saya belum sempat lihat secara langsung, saya pun masih belum begitu percaya tapi campur senang. Kemudian saya masuk ke ruang guru untuk memberi laporan bahwa saya sudah mendapat surat kelulusan, dan diruangan itu sayapun mendapat ucapan selamat, kini saya percaya. Dari 70orang hanya saya yang di terima. Dan benar Doa seorang Ibu itu pasti di Ijabah.
Saya pun segera melengkapi persyartan yang harus di lengkapi. Persyaratan yang saya sangat khawatirkan adalah kartu keluarga, surat keterangan tidak mampu, bukti pembayaran PBB/listrik dan KTP bapak, bagaimana mungkin semua itu selesai cepat karena semua itu ada di Lampung. Tapi itu semua sudah saya persiapkan setelah saya mengetahui persyaratan bidik misi ini ketika pertama kalinya sekitar dua bulan sebelum pengumuman. Dan semua itu telah menghabiskan banyak uang bapak.Saya pun harus ke DU untuk pertemuan orang tua wali dan siswa dengan pihak Universitas. Saya ke DU bersama kakak saya, karena saya belom tahu tempatnya, saya di antar juga oleh guru BK saya bu Nenda. Saya menunggu di terminal gerbang tol Padalarang menunggu bis dan menunggu bu Nenda. Kita seharusnya tiba di DU jam 3 tetapi kita baru berangkat jam 3 seperempat kita naik bis ekonomi biar murah, hujanpun turun begitu deras dan macetpun tidak bisa dihindari. Kami sampai sekitar jam 4 kurang lebihnya lupa. Kami datang terlambat di aula sudah penuh kami mengisi buku absen dan duduk di bangkku paling belakang.
Setelah selesai kami pulang, bu nenda di jemput oleh suaminya dan saya bersama kakak saya pulang berdua meski tak yahu jalan, tapi bu nenda memberi tahu harus naek apa kita pulang. Saya pun naek angkot dan turun di Rs Hassan sadikin. Lalukita jalan kaki mengikuti jalan sampai ke jalan yang saya gak tahu dimana, disini saya gak tau harus naek apa dan kemana, padahal hari sudah sore dan hujn. Saya berteduh dekat warung dan sambil menunggu bis, kali aja ada yang jurusan padalarang. Setelah lama bis yang di tunggu gak ada, saya pun mulai bingung dan saya lalu bertanya ke tukang warung dan saya pun di arahkan dan saya langsung lari lari kehujanan dan sampailah saya d halte disitu saya bingung lagi karna bis juga tidak ada, kemudan ada kondektur sebuah mobil Carry menanyakan tujuan saya,”mau kemana?”. “padalarang” jawab kakak saya. “oh hayu atuh berangkat tuh” (“oh ayo berangkat kalo gitu”). Saya pun naek dengan membayar Rp.10 000 dua orang. Kita sampe di rumah sekitar jam 7 malam.
Kemudian registrasi untuk melengkapi persyaratan saya di haruskan ke DU lagi. Kali ini saya sendirian karena kakak saya tidak bisa mengantar karena anaknya yang masih kecil tidak bisa ditinggal dan takut pulang malam lagi, kasian keponakkan saya cukup sekali saja waktu itu. saya belum begitu hapal jalan, karna baru sekali dan saya selalu tannya tanya ke bu nenda via sms, harus pake bis mana, bayarnya berapa, turun dimana, pulannya gimana, gimana kalo nanti ditanya tanya, perasan takut, degdeggan semuanya. Setelah sampe di kampus, saya kebingungan  harus kemana, saya tanya bu nenda,”bu saya udah nyampe terus kemana, bu tempatnya di mana”, “liahat aja yang banyak orang” balesnya. Aduh disitu saya masih diem berdiri kebingungan. Terus saya coba tanya kepada mahasiswa yang di depan aula yang waktu itu di adakan pertemuan. “maaf kak, mau tanya kalo tempat registrasi bidik misi dimana ya kak?”, “maaf saya gak tahu masalah kayak gituan, saya mahasiswa study banding disini” jawab salah satu mahasiswa itu. (“alah emak malu bener, salah nanya,”dalam hati), “oh maaf kak, ya udah makasih kak”. Lalu saya tanyak ke satpam, dan saya di suruh ke gedung 3 kalo gak salah deket gedung dua katanya. Saya pun jalan dan akhinya ketemu juga di situ sudah banyak yang ngantri. Ditanya masalah gajih orang tua saya bingung karena bapak saya bukan pegawai kantoran atau pabrik, bapak saya hanya seorang petani biasa. “Ya dikira kira saja perbulan berapa” kata sibapaknya. Saya gak tau, ya udah saya bilang 500rb. Karena petani juga bukan petani besar karena kalo panen padi itu di jual buat ngelunasin hutang biaya pengolahan lahan sebagian di simpan untuk cadangan makanan. Terkadang juga jadi buruh tani. Jadi ya di itung itung hasil panen itu habis buat makan dan bayar hutang. Ibu kalo gak ada lauk biasa nuker beras dengan sayuran atau ikan asin untuk kita makan sehari hari. Dan itu terus berulang sampe sekarang. 0oh iya lupa, saya diterima Bidik misi di UNPAD jurusan Agroteknologi Faperta. UNPAD adalah pilihan pertama karena lebih dekat dan sudah terkenal keunggulannya juga. Dalam pilihan saya pilih yang 1. Agroteknologi 2. Biologi 3. Sastra inggris. Dan rezeki saya jatuh di Agroteknologi sesuai jurusan sewaktu SMK.
Setelah registrasi di DU saya diharuskan registrasi ulang ke kampus Jatinangor. Pada waktu itu saya sedang sakit cacar air dan oleh dokter penyakit ini tidak boleh terangin angin. Apaboleh buat saya harus bolak balik ke sekolah untuk ngelengkapin persyaratan. Kondisi wajah dan badan penuh cacar tak membuat saya lantas mundur. Pada waktunya saya harus ke Jatinangor, saya pun berangkat sendiri, sama seperti sebelumnya saya tanya tanya sama bu nenda berapa ongkosnya,naek bis apa, turunnya dimana, pulangnya gimana. Emang kampungan, emang belom pernah berkunjung sih. Saya pun berangkat dari gerbang tol padalarang naek bis ekonomi Karuniabhakti sampe ke cileunyi dengan ongkos 5ribu. Sampe di cileunyi saya gak tau harus naek angkot mana, lalu saya naek angkot begitu aja, ehh kebetulan liat kakak kelas yang sebelomnya keterima juga bidikmisi unpad, dia naek yang angkot yang atasnya putih. Ternyata salah naek angkot,(“dasar bego kampungan”dalam hati), untung belom jauh, terus turun bayar 1000 naek yang atasnya putih lalu minta turunin di unpad ke si abang angkotnya. Sampe disana saya bingung lagi, dimana itu bale santika tempat registrasi, lalu saya naek ojeg minta anterin ke balesantika, yaa ampun ternyata jauh kirain deket tadinya mau jalan kaki, dan sebelumnya terpikir, nyampe langsung masuk kaya yang di DU. Nyampe di balesantika ternyata sudah banyak yang antri.  Sempet ngiri juga liat yang lain di anter sama keluaraganya sedangkan saya sendiri, “bu yang laen di anter sama ibu bapaknya, saya sendirian” sms saya ke bu nenda. “ ya gak papa, jangan takut” balesnya. Dalam kondisi cacar yang belom sembuh masih serem mukanya, saya pun ngantri dan masuk kemudian duduk di belakang. Di ruangan ini kita dipanggil satu persatu,  tiba giliran saya maju dan menyerahkan persyaratan kemudian ke ruangan berikutnya untuk di photo untuk KTM. Aduh muka sedang buruk gini di photo, emmmmp photo yg .......... L   . setelah itu keruangan berikutnya untuk pembagian buku panduan dan jaz almamater juga dasi. Selesai pembagian saya keluar dan di sambut kakak-kakak BM 2010 yang menyerukan fakultasnya masing masing dan saya ke fakultas pertanian disitu saya ngobrol ,nanya nanya, dan di kasih kontak person juga jikalau ada yang mau di tanyakan atau ada informasi mengenai Ospek dan sebaganya.
Saya pun pulang dengan hati lega, akhirnya selesai juga. Nahhh sekarang pulang gimana? Saya jalan ke bawah dan berhenti sejenak  karena capek sangat dan panas. Laparpun melanda, jalan sambil lihat lihat yang jualan, aduhhhh mahal mahal banget. Lima ribu di padalarang udah bisa makan bakso lengkap plus ale-ale, yahhh dari pada lapar saya beli baso tahu 5ribu, airnya kebetulan di bis dah beli. Sambil nunggu angkot saya makan dulu, lalu naek sampe cileunyi lalu lihat bis yang biasa lewat lalu naek tapi tidak lupa tanya dulu pak kondektur. Sampe juga dirumah. Yah sekarang tinggal ke DU lagi buat ngambil kartu perpus CISRAL. Kali ini saya masih sendiri, sekarang tidak terlalu takut karena dah tahu dimana harus turun dan naek apa. Ehh dari tempat turun bis saya naek angkot jurusan apa ya lupa,, ciroyom gitu kalo gak salah. Nah itu ternyata jauh dan turun saya bayar 2ribu dan si emang angkotnya manggil manggil saya pura pura gak denger karna malu kalo balik lagi, hhhhhhaa. Nah lho dimana cisralnya, saya keliling nyari gak ketemu ehh ternyata ada di sebrang jalan, ya ampun terus saya nyebrang dan naek k lantai dua atou tiga yaa lupa,,, ambil kartu trus pulang. Kali ini gak kebingungan saya naek angkot yang biasa dan saya bayar dengang uang 10ribu, takut di tagih lagi dan dengan begitu saya tau berapa ongkosnya.
Kost, masalah ini ternyata Allah telah memberi jalannya, saya selalu tanya tanya ke kakak bm 2010 dan katanya kost paling murah itu sekitar 3jt, ya ampun mahal bnget uang darimanacsoba. Nggak ada yang paling murah lg apa? Dan Allah memberi jalan, ketika itu ada acara Rajabban di stadion si jalak harupat, saya di ajak oleh kak Syamsul namanya bm 2010 kebetulan juga dari pertanian. Dari sepulang itu saya ketemu dengan kang Andi dari fisika, lalu saya tanya tentang kost yg murah dimana. Setelah itu saya bagi nomor Hp, tanya tanya ternyata dia ngontrak rumah dan itu lumayan murah sekitar 2 ½ jt perorang per tahun. Kemudian di ajak untuk lihat dan ketika mulai ospek saya sudah bisa tinggal. Meski sampe sekarang belom lunas bayarnya baru satu juta..haaa. ya mau gimana lagi itu pun saya bayar dari uang BM, karna orang tua sudah gak bisa kirim lagi, jangankan buat biaya hidup anaknya disini, disana sendiri juga ada adik saya yang masih sekolah, buat makan sehari hari aja masih ngutang kasana kesini.
Alhamdulillah sekarang saya berstatus mahasiswa yang dulu hanya angan angan belaka. Semua berkat doa dan kerja keras yang dijalani dengan ikhlas. Yang membuat saya tetap berusaha keras mendapatkan cita-cita adalah orang tua terutama ibu. Di setiap hal apapun saya selalu meminta di doa’kan baik itu saya mau ujian, mau ulangan harian, dan yang paling sering saya menelpon ibu adalah pada saat mendekati UN dan pengumuman Bidik Misi, dan di setiap perjalanan registrasi saya menelpon dulu ibu. Terimakasih ibu doa’mu telah terkabul. Allah maha adil atas tiap-tiap umatnya. Terimaksih bu Warieda(BK) dan semua guru, sahabat karib,temen-temen jg semuanya. 

setitik dari panjangnya perjalanan


agus salim nama lengkap
agus biasa dipanggil
ya nama bikinan juga dari temen panggil aja adjuz
Cita-cita saya adalah ingin menjadi seorang pengajar yang biasa disebut Guru. Cita-cita ini sudah terimpikan saya sejak saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Waktu itu saya sekolah di SDN 2 Margabatin, Lampung Timur. Disini saya mengenyam pendidikkan dasar saya.
Saya terinspirasi dari guru saya yang biasa di panggil Bu Har, nama panjangnya sih Bu Haritini, beliau sebagai guru wali kelas saya waktu di kelas 1 dan 3. Ketika itu beliau sedang mengajar matematika pelajaran yang sampai sekarang saya kurang suka, karna nilai latihan saya jelek yaitu 5 saya di cubit pipi dan tangan saya juga, begitu pula teman saya yang senasib dengan saya, beliau sampai menangis melihat kami yang nilainya jelek. Dari situ saya bermimpi untuk jadi seorang guru.
Dan setelah lulus dari SD saya melanjutkan ke SMP, tepatnya saya sekolah di SMPN 1 Waway Karya, Lampung Timur. Sebelumnya saya diremehkan bahwa saya nggak akan diterima di sekolah ini. Tapi saya membuktikan bahwa saya mampu masuk sekolah ini dan ternyata benar saya diterima. Disini saya mendapat motivasi dari guru saya Pak Gatot namanya dia mengajar IPS. Dia menceritakan tentang pendidikannya dan itu membuat saya termotivasi untuk bisa seperti beliau. Kemudian, waktu itu ketika less bahasa inggris, saya ditanya “setelah lulus mau di lanjutkan kemana?”, tanya Bu Erna guru bahasa inggris saya, “ke Bandung” jawab saya. “di bandung itu orangnya pinter pinter, kalo kamu disini peringkat 1, mungkin kamu disana dapat peringkat ke 30”, kira kira begitu kata guru saya. Tapi tekat saya besar untuk bisa melanjutkan pendidikkan saya. Setelah saya lulus, saya meminta kepada Bapak saya agar saya di sekolahkan di Bandung, tapi bapak menyarankan untuk sekloah yang ada disana saja,tapi saya tetap ingin ke Bandug dan Ibupun mendukung.
Ketika temen-temen saya telah mendaftar dan telah diterima, saya masih tetap dengan pendirian saya untuk Bisa sekolah di Bandung. Tak lama kakak saya yang di Bandung datang, dan mungkin ini jalan saya untuk bisa sekolah disana. Hari minggu sehari sebelum hari pertama masuk sekolah, saya baru berangkat dari Lampung menuju Bandung. Kira-kira jam 11 malam saya sampai di rumah kakak saya. Subuh subuh saya sudah di bangunkan untuk bersiap untuk mendaftar ke sekolah yang ad di bandung. Dalam pikiranku apakah masih bisa saya daftar?. Saya diantar ke seseorang yang ternyata dia adalah suami dari sepupu saya yaitu A Rony saya memanggilnya. Kakak saya menceritakan mengenai keinginan saya dan meminta tolonng untuk mendaftarkan saya ke SMK yang ada. SMK?, kenapa saya memilih SMK? Entah apa yang membuat saya memilihnya mungkin karena pengaruh iklan waktu itu yang sedang banyak tayang di televisi. Saya pun pergi dengan A Rony, entah saya nggak tau mau di bawa kemana, karena saya masing asing dengan lingkungannya, meski saya di lahirkan disini. Saya pun sampai di SMP? Saya pun bingung kenapa saya di ajak ke SMP. Ternyata A Rony menemui seseorang yang bernama Pak Agus, eetttsss namanya sama. Pak Agus ini di minta untuk embantu saya agar di terima di SMK, dan setelah ngobrol dan menceritakan keinginan saya kemudian saya di ajak ke sekolah yang kecil dan banyak anak sekolah pastinya. Disini saya liat jadwal pelajaran yang terpampang di kaca depan kantor sekolah, disitu saya lihat ada pelajaran mesin traktor dan saya langsung berpikir bahwa saya gak mau di pertanian. Dan saya iat juga yang lain itu ada pelajaran jaringan komputer,karena saya GAPTEK juga saya pikir saya gak pilih, nah saya liat yang jurusan satunya lagi itu pemasaran, dilihat dari pelajarannya gak terlalu susah. Saya di suruh masuk setelah Pak Agus dan A Rony bicara kepada seseorang yang waktu itu saya gak tau namanya. Saya pun di tanya”mau masuk jurusan apa?”, tanya bapak yang besar dan tinggi. “BISMEN”, jawab saya. “sudah penuh, kalo AGONOMI mau gak?”. Saya termenung. “TKJ juga penuh, Agro aja”, saya pun milih AGRONOMI di SMKN 4 Padalarang, SMK negeri satu satunya di kabupaten Bandung Barat. Mungkin ini yang Allah tentukan untuk saya menuju jalan keberhasilan. Dan ke esokannya saya mulai MOS seperti anak anak yang lainnya.
Setelah melewati hari hari masa orientasi, saya mulai belajar dan mengenal teman sebangku, teman sebangku saya yang pertama adalah Fajar dia dari Gantungan sebuah desa yang ada di Padalarang. Kemudian saya juga berkenalan dengan temen sebelah bangku kami, yaitu Emma dan yunita yang sampesekarang mereka semua menjadi sahabat karib. Tepatnya saya lupa tapi waktu itu kita sedang bercada gurau dan bernyanyi nyanyi dan satu nyanyian itu “Laleur Hejo”= “Greenfly” dan ini menjadi sebuah nama kelompok kami. Setiap ada tugas kelompok kita tak pernah pusing mencariteman kelompok karna kita sudah ngebentuk sendiri. The Greenfly ini terdiri dari 5 anggota pokok yaitu saya, Emma, Yunita, Siti Nurjanah, dan Jenab.
Kita selalu bercanda ria tetapi kelompok ini menjadi kacau setelah kita di pisahkan dalam sebuah program dari sekolah yaitu Prakerin(Praktek Kerja Industri). Kita di pisah di dua tempat yang sangat berjauhan, saya, Emma, dan Yunita prakerin di Cihideung Bandung, sedangkan si Jawa(pangglian buat Siti) dan Jenab(biasa di panggil UJ) di tempatkan di Nyalindung, daerah Cikalong Wetan. Dari sini kelompok sudah tidak terlalu dekat karna masing masing sudah dekat dengan kelas tetangga.
Masa-masa prakerinpun terlewati dengan berbagai cerita yang meng harukan, menyedihkan, menyeramkan , dan pastinya hal yang lucu. Bagi kita yang prakerin di Cihideung pasti kejadian kejadian yang terjadi selama prakerin itu tak akan terlupakan. Seperti kejadian terjeburnya sebagian kaki kita ketika mau nyebrang kubangan(kolam penampungan air untuk menyiram tanaman), saya adalah salah satu korban dari kubangan. Dan kejadian itu hampir semuanya mengalami. Kemudian kejadian pertengkaran antara kamar atas dan kamar bawah di kossan para cewe. Tetapi pertengkaran kamar ini selalu terselesaikan dengan musyawarah,hhei. Dan kejadian ini juga pasti takkan terlupakan apalagi yang mengalaminya, kesurupan. Salah temen saya kesurupan pada malem hari, dan itu baru pertama saya melihat orang kesurupan. Bulu kudukku berdiri pokoknya merinding. Dan yang paling gak bisa saya lupakan adalah perkatan yang kesurupan itu seperti menghafalkan hafalan waktu di kelas bahasa inggris kurang lebih seperti ini “where do you going today” ahhh lupa saya, ya begitulah pokoknya ngelantur, tetapi lucu banget itu lho. Dan satu lagi yang tak bisa dilupakan adalah permainan sandiwara temen saya yah pokoknya hebat banget actingnya, sampe sampe keluarganya datang dan kita sebagai temennya ikut bingung, pasalnya dia pergi entah kemana dan yang sedikit membuat saya sebel adalah sendal kesayangan saya yang masih baru di pake sama dia. Tapi semua sandiwar temen saya ini berakhir sejalan berakhirnya masa prakerin.
Sepulangnya dari prakerin, teruma kami yang dari Cihideung mendapat hadiah yang lumayan lama menghilangkannya yaitu tubuh menjadi hitam gelapdan kusam. Yahhh kita semua kembali berkumpul dan saling berbagi cerita. Kita semuapun mulai di sibukkan dengan tugas laporan prakerin dan itu salah satu syarat mengikuti UN.
Kesibukan bertambah ketika masuk semester 5, karena disini kami sudah banyak di persiapkan untuk menghadapi UN dan Ujikom(uji kompetensi bagi siswa SMK). Khususnya kami yang dari Agronomi sering keluar yaitu kelahan praktek. Memasuki semester 6 kami lebih sibuk, mulai dari TO, simulasi Ujikom, dn lain-lain.
Di semester ini saya mendapat informasi Bidik Misi dari guru BK saya Bu Nenda. Jumlah siswa yang direkomendasikan dari sekolah saya ini sekitar 70 orang. Di sini saya dan temen-temen saya harus menutupi kelelahan karena sepulang dari lahan praktikum kami di sibukan dengan persyaratan Bidik Misi ini.
Setelah melewati semua, kami pun menghadapi UN. Dan menunggu kelulusan dan pengumuman keterima tidaknya saya jalani dengan membantu kakak berkebun. Lama sangat saya menunggu dan waktu itu tanggal 16 Juni saya mendapat surat kelulusan dan Alhamdulillah selembar kertas menyatakan lulus. Tidak lama saya mendapat pesan pendek dari sahabat saya Emma, kalo gak salah isi pesannya begini” ehh ternyata bener gus, kuliah teh kamu sendiri”, saya bales”maksudna naon,?”  “eta bidik misi tea gening, bener nu kita omongin teh gimana kalo yg  katerima teh sendirian, gak ada temennya dr sini” balesannya dari dia. “masa sih, beneran gituh”, balas saya dengan hati yang senang dan tak percaya. “beneran ihhh, besok geura yuk k sekolah” balas dia.
Keesokan harinya saya pergi ke sekolah masih dengan seragam putih abu. Sesampainya di sekolah saya di salamin sama temen temen “selamat yaaa”. Saya masih belom percaya, tapi setelah saya lihat lewat hp temen, karna rumah kakak jauh dari warnet saya belum sempat lihat secara langsung, saya pun masih belum begitu percaya tapi campur senang. Kemudian saya masuk ke ruang guru untuk memberi laporan bahwa saya sudah mendapat surat kelulusan, dan diruangan itu sayapun mendapat ucapan selamat, kini saya percaya.
Saya bangga, karena selama saya menjalani kesibukan mulai persiapan UN dan Bidik  misi ini saya tak pernah lupa berdoa dan hampir setiap hari saya meminta di doakan sama Ibu saya supaya saya lulus dan keterima di bidik misi ini. Dan benar Doa seorang Ibu itu pasti di Ijabah. Saya pun segera melengkapi persyartan yang harus di lengkapi. Persyaratan yang saya sangat khawatirkan adalah kartu keluarga, surat keterngan tidak mampu, bukti pembayaran PBB/listrik dan KTP bapak, bagai mana mungkin semua itu selesai cepat karena semua itu ada di Lampung. Tapi itu semua sudah saya persiapkan setelah saya mengetahui persyaratan bidik misi ini ketika pertama kalinya sekitar dua bulan sebelum pengumuman. Dan semua itu telah menghabiskan banyak uang bapak.
Saya pun harus ke DU untuk pertemuan orang tua wali dan siswa. Saya ke DU bersama kakak saya, karena saya belom tahu tempatnya saya di antar juga oleh guru BK saya bu Nenda. Saya menunggu di terminal gerbang tol Padalarang menunggu bis dan menunggu bu Nenda. Kita seharusnya tiba di DU jam 3 tetapi kita baru berangkat jam 3 seperempat kita naik bis ekonomi biar murah, hujanpun turun begitu deras dan macetpun tidak bisa dihindari. Kami sampai sekitar jam 4 kurang lebihnya lupa. Kami datang terlambat di aula sudah penuh kami mengisi buku absen dan duduk di bangkku paling belakang.
Setelah selesai kami pulang, bu nenda di jemput oleh suaminya dan saya bersama kakak saya pulang berdua meski tak yahu jalan, tapi bu nenda memberi tahu harus naek apa kita pulang. Saya pun naek angkot dan turun di Rs Hassan sadikin. Lalukita jalan kaki mengikuti jalan sampai ke jalan yang saya gak tahu dimana, disini saya gak tau harus naek apa dan kemana, padahal hari sudah sore dan hujn. Saya berteduh dekat warung dan sambil menunggu bis, kali aja ada yang jurusan padalarang. Setelah lama bis yang di tunggu gak ada, saya pun mulai bingung dan saya lalu bertanya ke tukang warung dan saya pun di arahkan dan saya langsung lari lari kehujanan dan sampailah saya d halte disitu saya bingung lagi karna bis juga tidak ada, kemudan ada kondektur sebuah mobil Carry menanyakan tujuan saya,”mau kemana?”. “padalarang” jawab kakak saya. “oh hayu atuh berangkat tuh” (“oh ayo berangkat kalo giyu”). Saya pun naek dengan membayar Rp.10 000 dua orang. Kita sampe di rumah sekitar jam 7 malam.
Kemudian registrasi untuk melengkapi persyaratan saya di haruskan ke DU lagi. Kali ini saya sendirian karena kakak saya tidak bisa mengantar karena anaknya yang masih kecil tidak bisa ditinggal dan takut pulang malam lagi, kasian keponakkan saya cukup sekali saja waktu itu. saya belum begitu hapal jalan, karna baru sekali dan saya selalu tannya tanya ke bu nenda via sms, harus pake bis mana, bayarnya berapa, turun dimana, pulannya gimana, gimana kalo nanti ditanya tanya, perasan takut, degdeggan semuanya. Setelah sampe di kampus, saya kebingungan  harus kemana, saya tanya bu nenda,”bu saya udah nyampe terus kemana, bu tempatnya di mana”, “liahat aja yang banyak orang” balesnya. Aduh disitu saya masih diem berdiri kebingungan. Terus saya coba tanya kepada mahasiswa yang di depan aula yang waktu itu di adakan pertemuan. “maaf kak, mau tanya kalo tempat registrasi bidik misi dimana ya kak?”, “maaf saya gak tahu masalah kayak gituan, saya mahasiswa study banding disini” jawab salah satu mahasiswa itu. (“alah emak malu bener, salah nanya,”dalam hati), “oh maaf kak, ya udah makasih kak”. Lalu saya tanyak ke satpam, dan saya di di suruh k gedung 3 kalo gak salah deket gedung dua katanya. Saya pun jalan dan akhinya ketemu juga di situ sudah banyak yang ngantri. Ditanya masalah gajih orang tua saya bingung karena bapak saya bukan pegawai kantoran atau pabrik, bapak saya hanya seorang petani biasa. “Ya dikira kira saja perbulan berapa” kata sibapaknya. Saya gak tau, ya udah saya bilang 500rb. Karena petani juga bukan petani besar karena kalo panen padi itu di jual buat ngelunasin hutang biaya pengolahan lahan sebagian di simpan untuk cadangan makanan. Terkadang juga jadi buruh tani. Jadi ya di itung itung hasil panen itu habis buat makan dan bayar hutang. Ibu kalo gak ada lauk biasa nuker beras dengan sayuran atau ikan asin untuk kita makan sehari hari. Dan itu terus berulang sampe sekarang.
 0oh iya lupa, saya diterima Bidik misi di UNPAD jurusan Agroteknologi Faperta. UNPAD adalah pilihan pertama karena lebih dekat dan sudah terkenal keunggulannya juga. Dalam pilihan saya pilih yang 1. Agroteknologi 2. Biologi 3. Sastra inggris. Dan rezeki saya jatuh di Agroteknologi sesuai jurusan sewaktu SMK.
Setelah registrasi di DU saya diharuskan registrasi ulang ke kampus Jatinangor. Pada waktu itu saya sedang sakit cacar air dan oleh dokter penyakit ini tidak boleh terangin angin. Apaboleh buat saya harus bolak balik ke sekolah untuk ngelengkapin persyaratan. Kondisi wajah dan badan penuh cacar tak membuat saya lantas mundur. Pada waktunya saya harus ke Jatinangor, saya pun berangkat sendiri, sama seperti sebelumnya saya tanya tanya sama bu nenda berapa ongkosnya,naek bis apa, turunnya dimana, pulangnya gimana. Emang kampungan, emang belom pernah berkunjung. Saya pun berangkat dari gerbang tol padalarang naek bis ekonomi Mayaraya sampe ke cilenyi dengan ongkos 5ribu. Sampe di cileunyi saya gak tau harus naek angkot mana, lalu saya naek angkot begitu aja, ehh kebetulan liat kakak kelas yang sebelomnya keterima juga bidikmisi unpad, dia naek yang angkot yang atasnya putih. Ternyata salah naek angkot,(“dasar bego kampungan”dalam hati), untung belom jauh, terus turun bayar 1000 naek yang atasnya putih lalu minta turunin di unpad ke si abang angkotnya. Sampe disana saya bingung lagi, dimana itu bale santika tempat registrasi, lalu saya naek ojeg minta anterin ke balesantika, yaa ampun ternyata jauh kirain deket tadinya mau jalan kaki, dan sebelumnya terpikir nyampe langsug masuk kaya yang di DU. Nyampe di balesantika ternyata sudah banyak yang antri.  Sempet ngiri juga liat yang lain di anter sama keluaraganya sedangkan saya sendiri, “bu yang laen di anter sama ibu bapaknya, saya sendirian” sms saya ke bu nenda. “ ya gak papa, jangan takut” balesnya. Dalam kondisi cacar yang belom sembuh masih serem mukanya, saya pun ngantri dan masuk kemudian duduk di belakang. Dissini saya ketemu Onicius dari SUMUT namun dia Mahasiswa Undangan, dan kebetulan satu jurusan NPM pun berdekatan dia urutan ke 9 dan saya ke 10, sampe sekarang kita sekelas. Di ruangan ini kita dipanggil satu persatu,  tiba giliran saya maju dan menyerahkan persyaratan kkemudian ke ruangan berikutnya untuk di photo untuk ktm. Aduh muka sedang buruk gini di photo, emmmmp photo yg .......... L   . setelah itu keruangan berikutnya untuk pembagian buku panduan dan jaz almamater juga dasi. Selesai pembagian saya keluar dan di sambut kakak-kakak BM 2010 yang menyerukan fakultasnya masing masing dan saya ke fakultas pertanian disitu saya ngobrol ,nanya nanya, dan di kasih kontak person juga jikalau ada yang mau di tanyakan atau ada informasi mengenai Ospek dan sebaganya.
Saya pun pulang dengan hati lega, akhirnya selesai juga. Nahhh sekarang pulang gimana? Saya jalan ke bawah dan berhenti sejenak  karena capek sangat dan panas. Laparpun melanda, jalan sambil lihat lihat yang jualan, aduhhhh mahal mahal banget. Lima ribu di padalarang udah bisa makan bakso lengkap plus ale-ale, yahhh dari pada lapar saya beli baso tahu 5ribu, airnya kebetulan di bis dah beli. Sambil nunggu angkot saya makan dulu, lalu naek sampe cileunyi lalu lihat bis yang biasa lewat lalu naek tapi tidak lupa tanya dulu pak kondektur. Sampe juga dirumah. Yah sekarang tinggal ke DU lagi buat ngambil kartu perpus CISRAL. Kali ini saya masih sendiri, sekarang tidak terlalu takut karena dah tahu dimana harus turun dan naek apa. Ehh dari tempat turun bis saya naek angkot jurusan apa ya lupa,, ciroyom gitu kalo gak salah. Nah itu ternyata jauh dan turun saya bayar 2ribu dan si emang angkotnya manggil manggil saya pura pura gak denger karna malu kalo balik lagi, hhhhhhaa. Nah lho dimana cisralnya, saya keliling nyari gak ketemu ehh ternyata ada di sebrang jalan, ya ampun terus saya nyebrang dan naek k lantai dua atou tiga yaa lupa,,, ambil kartu trus pulang. Kali ini gak kebingungan saya naek angkot yang biasa dan saya bayar dengang uang 10ribu, takut di tagih lagi dan dengan begitu saya tau berapa ongkosnya.
Kost, masalah ini ternyata Allah telah memberi jalannya, saya selalu tanya tanya ke kakak bm 2010 dan katanya kost paling murah itu sekitar 3jt, ya ampun mahal bnget uang darimana soba. Nggak ada yang paling murah lg apa? Dan Allah memberi jalan, ketika itu ada acara rajabban di stadion si jalak harupat, sayak di ajak oleh kak Syamsul namanya bm 2010 kebetulan juga dari pertanian. Dari sepulang itu saya ketemu dengan kang Andi dari fisika, lalu saya tanya tentang kost yg murah dimana. Setelah itu saya bagi nomor Hp, tanya tanya ternyata dia ngontrak rumah dan itu lumayan murah sekitar 2 ½ jt perorang per tahun. Kemudian di ajak untu lihat dan ketika mmulai ospek saya sudah bisa tinggal. Meski sampe sekarang belom lunas bayarnya baru satu juta..haaa. ya mau gimana lagi itu pun saya bayar dari uang BM, karna orang tua sudah gak bisa kiri lagi, jangankan buat biaya hidup anaknya disini, disana sendiri juga ada adik saya yang masis sekolah buat makan sehari hari aja masih ngutang kasan kesini.
Alhamdulillah sekarang saya berstatus mahasiswa yang dulu hanya angan angan belaka. Semua berkat doa dan kerja keras yang dijalani dengan ikhlas. Yang membuat saya tetap berusaha keras mendapatkan cita-cita adalah orang tua terutama ibu. Di setiap hal apapun saya selalu meminta di doa’kan baik itu saya mau ujian, mau ulangan harian, dan yang paling sering saya menelpon ibu adlah pada saat mendekati UN dan pengumuman Bidik Misi, dan di setiap perjalanan registrasi saya menelpon dulu ibu. Terimakasih ibu doa’mu telah terkabul....
Allah maha adil atas tiap-tiap umatnya, Allah maha mengetahui jalan hidup umatnya, Alla tak pernah berhenti memperhatikan umatnya. Allah maha tahu yang baik untuk umatnya. ALLAHHU AKBAR,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
TERIMAKASIH  BAPAK, IBU, KAKAK, BU NENDA & BU WARIEDA(BK) YANG UDAH NGURUSIN BIDIK MISI, SEMUA GURU-GURU YANG MENDUKUNG TERUTAMA GURU PRODUKTIF, DAN UTAMANYA LAGI WALI KELAS YANG SELALU RAJIN NULISSIN NILAI, DAN SAHABAT SAHABAT KARIB, JUGA SEMUA TEMEN-TEMEN TERUTAMA AGRO, DAN TEMEN TEMEN TKJ,RPL, DAN BISMEN. THANK YOU SO MUCH.......

AGUS SALIM (adjuz)
SEBUAH KERJA KERAS YANG DIBARENGI DENGAN DOA DAN KEIKHLASAN SERTA DOA SEORANG IBU AKAN MENGHASILKAN BUAH YANG MANIS DAN MEMBANGGAKAN

Minggu, 05 Februari 2012

saya suka mendaki gunung dan penjelajah alam, beberapa hobi saya yang lain diantaranya adalah main bulutangkis, memoto apa saja yang menurut saya itu unik dan indah, saya juga suka makan bakso, makan mie juga, saya suka anak-anak balita, saya sayang sekali keluaga saya, temen-temen saya juga suka mencurahkan perasaan hatinya yang sedang sedih dan meminta saran kepada saya. saya sanang mereka curhat kepada saya, dengan begitu berarti mereka percaya kepada saya. terimakasih teman-temen yang sudah mempercayai saya, saya sayang kalian selamanya.

salam sayang dari teman terbaik kita

berikut dalam bahasa jermannya gak tau salah atau benar saya masih belajar ini juga dari google translate


Ich mag Wandern und Naturforscher, einige meiner anderen Hobbys sind Badminton spielen, memoto, was ich denke ist einzigartig und schön, ich möchte auch Frikadellen essen, essen Nudeln, ich liebe die Kinder unter fünf Jahren, ich schade keluaga ich war meinen Freunden ich liebe auch das schüttete mir ihr Herz traurig und bat um Vorschläge für mich. Ich Sanang sie mir anvertrauen, so dass heißt, sie glauben an mich. Danke Freund die Wohnung, die mir vertraut war, ich liebe dich für immer.

seine Liebe zu unseren besten Freunden



 alpuket enak kalo d jus











 pepaya enak kalo dimakan matang segar
 jeruk mungkin es jeruk atau jus
 mentimu enak buat lalap

 tomat d jus aja atau makan segar
 cabe enak kalo di bikin sambel